This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Mei 2012

SARAN DAN KRITIK BAGI UMAR BIN KHOTOB


SARAN DAN KRITIK BAGI UMAR BIN KHOTOB

1.                   Saran dan kritik bagi Amirul Mu’minin Umar Bin Khotob adalah dasar hukum yang benar, dari itu dia hampir tidak menemui perbedaan. Dia mendengar pembicaraan orang dengan kerasnya sehingga dia menyendiri dan terus melamun dan berfikir. Dan Khudaifah salah satu dari sahabat Umar menemuinya, dan dia menemukan Umar dalam keadaan bersedih dan menangis. Maka Khudaifah bertanya kepadanya : (( apa yang terjadi wahai Amirul Mukminin?)), Umar pun menjawab : (( sungguh saya takut melakukan kesalahan, sehingga salah satu dari kalian tidak lagi menghormati saya)), Khudaifah berkata : ((Demi Allah, ketika kami melihat Engkau keluar dari haq/kebenaran, maka kami akan meluruskannya kembali)), maka Umar bahagia dan berkata : ((segala puji bagi Allah yang telah menjadikan sahabat-sahabat bagiku yang mau meluruskanku ketika saya melenceng dari kebenaran)).

2.                   Dan suatu hari Umar Bin Khotob naik ke mimbar untuk membicarakan masalah yang penting, maka Umar memulai hutbahnya dengan memuji Allah sambil berkata : ((dengarkanlah kalian semua maka Allah menyayangi kalian)), akan tetapi salah satu dari muslimin bangkit/berdiri dan berkata : ((Demi Allah kita tidak mendengar……… Demi Allah kita tidak mendengar………..)), maka Umar bertanya kepadanya dengan tenang : (( kenapa ya Sulaiman?)), Sulaiman menjawab : ((Engkau membeda-bedakan dirimu dengan kita tentang masalah dunia, engkau memberikan  satu pakaian terhadap kita dan Engkau sendiri dua pakaian)). Maka Kholifah melihat barisan-barisan manusia kemudian dia berkata : ((dimana Abdullah Bin Umar?)). Maka Abdullah Bin Umar Berdiri ((Saya disini ya amirul mukminin)), maka Umar berkata kepadanya : (( siapa yang mempunyai dua pakaian?)), maka Abdullah menjawab : ((saya ya amirul mukminin)) dan Umar berbicara kepada Salman dan manusia yang ada bersamanya. dan berkata : (( sesungguhnya seperti yang  kalian ketahui saya adalah lelaki yang tinggi, dan kenapa pakaian saya kecil, maka Abdullah memberikan pakaiannya kepadaku kemudian saya menyambung pakaianku)) maka Salman berkata dan dimatanya terlihat air mata bahagia : ((Alhamdulillah……dan sekarang katakanlah : kita mendengar, kita taat ya amirul mukminin).




3.                   Kalimat luhur/kalimat utama bagi Umar Bin Khotob adalah untuk kebenaran, apa bila dia menghukumi suatu hukum dan sahabatnya menentangnya dan berkata kepada Kholifah yang adil : ((seyogyanya orang lain yang menghukumi antara saya dan kamu)). Maka Umar pun tidak marah dan tidak menolak akan tetapi dia menyambut dengan bahagia karena dia akan menemukan pertolongan atas kebenaran jika kebenaran/haq bersamanya, dan mendapat petunjuk pada kebenaran jikalau berbuat salah dan orang yang menentang meninggalkannya dan memilih orang yang ingin diajak berangkat berdua dan menghukumi diantara keduanya.

4.                    Suatu hari dia bertemu dengan shohabat Abbas dan dia berkata kepadanya : ((sungguh saya telah mendengar Rosulullah sebelum meninggal, beliau ingin menambah pekarangan masjid, Rumahmu dekat dengan masjid maka berikanlah rumahmu kepada kami, maka kami akan menambahkannya dan kamu akan diberikan yang lebih luas dari pada rumah kamu tadi)) maka Abbas pada Rosul : ((jangan lakukan)), dan Umar berkata : ((jadi saya ambil dengan paksa/ saya ambil dengan kekuatan)), Abbas menjawab : ((kamu bukanlah seperti ini, datangkanlah diantara kita orang yang menghukumi dengan haq)), Amirul mukminin berkata : ((siapa yang kamu pilih)) Abbas menjawab : ((Khudaifah Bin Yamamah)), maka Umar dan Abbas pergi ketempat Khudaifah, dan mereka berdua duduk didepannya dan menceritakan apa yang menjadi perbedaan keduanya dan mereka berdua meminta Khudaifah menjadi hakimnya)).


5.                   Khudaifah berkata : saya telah mendengar bahwa Nabiullah Daud dan sebagian muridnya, mereka ingin menambah Baitil Muqoddas, dan mereka menemukan satu rumah didekat masjid dan rumah itu milik dari anak yatim, Nabi Daud dan muridnya meminta rumah anak yatim tersebut dan anak yatim tadi menolaknya. Dan nabi Daud ingin mengambil denagn paksa, maka Allah menurunkan wahyu kepada Daud : (( sesungguhnya rumah yang paling jauh dari kedholiman adalah rumahku)) maka Nabi Daud tidak lagi memintanya dan meninggalkan rumah tadi pada pemiliknya. Abbas melihat pada Umar dan berkata : (( masihkah kamu ingin mengambil paksa rumahku?)) Umar berkata : ((tidak)) Abbas berkata : ((dan dengan ini – saya memberikan rumahku kepadamu sehingga kamu menambahnya untuk masjid Rosulullah)).

6.                   Ini adalah kebesaran Umar, kebesaran orang yang mengajak pada kasih sayang bagi orang yang diberi petunjuk ketika dia melakukan kesalahan, bagi orang yang mengatakan padanya ((tidak……ya Umar …………ingatlah Allah menghidupkan/mengangkat Amirul mukminin………….dan menghormati dengan baik bagi agama yang dirajainya)).

BAKSUL KUTUB


توسيع آفاق الناشئ وزيادة خبراته بنقل التراث
Memperluas Cakrawala Para Pemuda Dan Menambah/Meningkatkan Pengalaman-Pengalaman Mereka Dengan Mentransfer Warisan
لا تكتفى المدرسة بتنمية خبراته الناشئ الناجمة عن احتكاكه بالبيئة فى المواقف التى تضطره ظروفه اليها، بل تكسبه خبرات من تجارب أجيال الإنسانية الماضية التى سبقته، منذ قرون طويلة، وحبرات من تجارب الأمم الأخرى المعاصرة.
Tidaklah cukup bagi lembaga sekolah dengan hanya meningkatkan/mengembangkan pengalaman para pemuda/remaja dengan lingkungan saja , dalam situasi di mana keadaan memaksanya untuk itu, tapi juga mendapatkan pengalaman dari generasi masa lalu umat manusia yang mendahuluinya, sejak berabad-abad, dan pengalaman kontemporer dari umat-umat masa kini yang lainnya.
وهذا ما يسميه بعض علماء التربية وظيفة (نقل التراث) ويمكن أن يسمى فى التربسة الإسلامية بـ(إحياء التراث) والوراثة فى اللغة،  وانتقال الثروة من السلف إلى الخلف، ويطلق ذلك  على الثروات الفكرية والمعانى الدينية والكتب السماوية قال سبحانه ...
Dan inilah sebagian sarjana pendidikan menamakannya dengan tugas (Transfer Warisan) dan mungkin juga mereka menamakannya dalam pendidikan islam dengan sebutan (hidupnya warisan) dalam bahasa, mentransfer kekayaan dari generasi lama kepada generasi kini (generasi sekarang), itu semua dinamakan dengan kekayaan intelektual, makna-makna keagamaan dan kitab-kitab samawi. Allah SWT berfirman :
( فخلف من بعدهم  خلفٌ ورثوا  الكتابَ) [ الأعراف : 169]
Maka setelah mereka datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi taurat….(Q.S. al A’rof : 169)
وقال تعالى ( ثم أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا) [ الفاطر : 32]
Allah berfirman : kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orangyang kami pilih diantara hamba-hamba kami………
والحرص على التراث الفكرى والثقافى أمر فى غاية الأهمية لأنه ينقل إلينا خبرات عظيمة، طالما انقضت أعمال الأجيال وجهودها فى تحصيلها، وهي ثمرات إبداع الأسلاف وحضارتهم ومخترعاتهم وأبحاثهم العلمية والكتشافاتهم، ولكن ضخامة هذا التراث واندثار القديم منه، وتغير كثير من الظروف والأحوال والعقيدة يجعل من المستحيل أن تحرص كل أمة على تلقين أبنائها جميع تراثهم بقضّه وقضيضه، وبما طرأ عليه من تغيرات بلغت حد التناقض، فى بعض العصور والتقلبات التاريخية، لذلك لابد من انتقاء (المدرسة) لعناصر التراث الفكرى والثقافى الذى يمكن تقديمه الى الجيل الحاضر ليكون عوناً له على وحدته النفسية وعوناً على وحدة الأمة التى يعيش فيها، وعلى التحقيق الخير لهذا المجتمع، وإبعاد الشرور والانحرافات عن أبنائه، وعن حياته وجميع مجالاته.
Kepedulian terhadap warisan intelektual dan kebudayaan adalah sesuatu yang sangat penting/ungen karenanya bisa mentransfer suatu pengalaman kepada kita yang sangat besar, selama kehidupan para generasi dan juga upayanya dalam menghasilkannya, dan warisan intelektual itu adalah buah dari kreativitas, peradaban dan penelitian ilmiah nenek moyang, akan tetapi besarnya warisan ini dan terhapusnya warisan yang lama bisa mengubah keadaan dan keyakinan, kepedulian akan pemikiran dan kebudayaan itu tidak memungkinkan terhadap setiap ummat untuk mengajarkan anak-anak mereka semua tentang warisan dengan memecahkan masalah-masalah kecil. Perubahan yang terjadi dengan tanpa disangka-sangka telah sampai pada batas kontradiksi dalam sebagian masa dan volatilitas sejarah, oleh karena itu lembaga sekolah haruslah digerakkan kepada unsur-unsur warisan intelektual dan kebudayaan yang dapat disampaikan terhadap generasi sekarang agar supaya membantu psikologis mereka dan juga membantu terhadap ummat dimana mereka hidup dan juga investasi yang baik terhadap masyarakat, dan menghapus kejahatan juga penyimpangan dari anak-anak mereka, dari kehidupannya dan juga dari segala bidang.
ولا بد لهذا (الانتقاء) من معاير ومقياس، ولا بد لهذا المقياس من هدف  بحققه وقد بينا هدف  التربية الاسلامية فى فصل سابق، وعلى ضوء هذا الهدف يمكننا أن نصنّف الأهداف التى تُبْتَغَى عند المحافظة على التراث كما يلى  :
Kriteria dan ukuran harus pada seleksi ini, dan tujuan penjelasannya haruslah sesuai dengan criteria ini. Kita telah menjelaskan tujuan pendidikan islam dalam bab terdahulu, atas dasar tujuan ini kita dapat mengklasifikasikan tujuan-tujuan yang dicari ketika menjaga dan mempertahankan warisan diantaranya sebagai berikut :
1)     يحافظ بعض الناس  على تراثهم الفكرى تعصبًا لآبائهم وأجدادهم وقد أقيم على هذا المبدأ اتجاه اجتماعي سياسي، سمي بالقومية، وهو تعصب كل قوم لما هم عليه، ولآبائهم ولحضارتهم، ولمصالحهم القومية، سواء كانوا على هدى أو فى ضلال، بل إن الهدى عند هؤلاء  هو المصلحة القومية، لذلك نجد أن ظواهر الاستعمار واستثمار خيرات الشعوب الضعيفة قد كانت  من نتائج هذا الاتجاه فى القرن التاسع عشر وأوائل القرن العشرين الميلادي، وقد نعى القرآن على هذا التعصب الأعمى للآباء فقال تعالى :
Sebagian manusia mempertahankan warisan intelektual dengan fanatic untuk bapak-bapaknya dan nenek-neneknya. Terhadap masayarakat social telah dibangun atas dasar dan prinsip ini yang dinamakan dengan nasionalisme, prinsip ini ditoleransikan terhadap setiap bangsa (umat), bapak-bapaknya, peradabannya dan kemaslahatan umat, baik mereka dapat petunjuk maupun tidak akan tetapi bagi mereka, petunjuk adalah kemaslahatan umat oleh karena itu  kita menemukan bahwa fenomena kolonialisme dan bertambahnya kebaikan bangsa-bangsa yang lemah adalah hasil dari  tren ini dalam abad ke-29  dan permulaan abad 20 M.  dan telah tertulis di al Qur’an atas kefanatikan yang buta ini atas bapak-bapak mereka. Allah berfirman :
( واذا قيل لهم اتبعوا ما انزال الله قالوا بل نتّبع ما الفينا عليه آبائنا أولو كان آباؤهم لا يعقلون شيئًا ولا يهتدون) [ البقرة :0 17]
Dan apabila dikatakan kepada merka, “ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apapun, dan tidak mendapat petunjuk. (Q. S al Baqoroh : 170)
ويتلقف  يعض الناس ما توصلت إليه حضارة  الأقوام المتحضرة، سعيًا وراء المظاهر الحضارية البراقة،  وتحقيقا للرفاهية والتعاظم بالمال والقصور والرياش، وأملا فى تقليدهم والوصول الى ما وصلوا إليه من الغنى ةالترف وقد بيّن الإسلام ان هذا المقصد لا يستحق أن يكون هدفا لذاته، بل ربما كانت مظاهر التراف وسيلة لإغراء الكفار وزيادة تمسكهم بالدنيا وتماديهم فى الضلال وغرورهم، مما يزيد فى مسؤوليتهم وعذابهم، قال تعالى :
Sebagian manusia mengambil peradaban umat-umat masa kini dengan berjalan dibelakang fenomena peradaban yang cerah untuk mencapai kesejahteraan dan keagungan dengan harta benda, istana dan barang-barang mewah dengan harapan untuk meniru mereka yaitu kekayaan dan kemewahan yang telah sampai pada mereka. Islam telah menjelaskan bahwa tujuan ini tidak layak menjadi sasaran atau tujuan bagi dzatnya sendiri. Akan tetapi fenomena kemewahan adalah jalan /wasilah menuju kebangkitan kekufuran dan menambah keterikatan mereka terhadap dunia dan juga senang akan ketersesatan dan penipuan, menambah tanggung jawab dan menambah siksaan mereka. Allah berfirman :
( ولولا أن يكون الناس أمةً واحدة لجعلنا لِمن يكفر بالرحمن لبيوتهم سُقُفا من فضّةٍ ومَعارجَ عليها  يظهرون * ولبيوتهم أبوابا وسرُرا عليها يتّكئون * وزُخرفا وإنْ كلُّ ذلك لمّا متاع الحياة الدنيا والآخرة عند ربك للمتّقين *)
 [ الزخرف : 33 – 35]
Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah kami buatkan bagi orang-orang kafir kepada (Allah) yang maha pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki. * Dan (kami buatkan pula) pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka, dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar.(Q. S al Zuhruf : 33 – 35 )
وأما إذا كانت الغاية من الأخذ بأسباب الحضارة، الأخذ بميادئ القوة والتمكن فى الملك من أجل إقامة شعائر الإسلام  والدفاع عنه فهذا من أعظم المقاصد وأشرفها، فقال تعالى :
Akan tetapi jika tujuan diambil dengan sebab-sebab peradaban, dan pengambilan didasari dengan kekuatan penguasa demi menegakkan syiar islam dan mempertahankannya maka cara ini adalah tujuan yang paling besar dan paling mulia. Allah berfirman :
( أُذن للذين يقاتلون بأنهم ظُلموا وإن الله على نصرهم لقدير * الذين  أُخرجوا من ديارهم بغير حقّ إلا أنْ يقولوا ربُّنا الله ولولا دفع الله الناس بعضهم ببعض لهُدّمت صوامع وبيع وصلوات ومساجد  يذكر فيها اسم الله كثيرا ولينصرنَّ الله مَن ينصره إن الله لقويّ عزيز * الذين إن مكّنّاهم فى الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر ولله عاقبة الأمور) [ الحج : 39 – 41]
 Diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka didzalimi. Dan sungguh, Allah maha kuasa menolong mereka itu. * (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampong halaman tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata “Tuhan kami adalah Allah” seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu Allah telah merobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang yahudi dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah, Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh Allah maha kuat, maha perkasa. *  (yaitu) orang-orang yang jika kami beri kedudukan dibumi, mereka malaksanakan salatm menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah yang mungkar; dan kepada Allah lah kembali segala urusan.
أما إحياء العقيدة فى نفوس الأجيال : فهذا هو الهدف الأسمى للتربية الإسلامية وهو عمل أسمى من أن يوصف بأنه نقل التراث، إنه صون الفطرة التى فطر الله الناس عليها، وهي الاستعداد لتوحيد الله وللتعرف على عظمته  من تأمل مخلوقاته ولتحقيق ذلك زودنا الله بهذا (الإسلام) دين الله، ليكون دليلا ينير لنا الطريق لنسلكه للوصول الى هدفنا ( عبادة الله والعمل بشريعته)
Adapun kebangkitan keimanan/aqidah dalam jiwa para generasi : ini adalah tujuan akhir dari pendidikan islam, sebuah amal/karya yang unggul yang digambarkan sebagai (pengalihan warisan). Itu adalah bentuk naluri/fitroh manusia yang telah diciptakan Allah kepadanya. Fitroh itu disiapkan utuk mentauhidkan Allah dan mengakui kebesaranNya lewat tafakkur terhadap mahlukNya. Untuk mencapai hal ini Allah memberikan kita Islam sebagai Dinullah (agama Allah) agar islam menjadi bukti dan sebagai penerang jalan agar kita bisa sampai kepada tujuan kita yaitu (Ibadah terhadap Allah dan mengamalkan dengan syareatNya)
وقد وصف الرسول العلم والشريعة التى تركها  الأنبياء لمن بعدهم بأنها هى الميراث الذى ورّثوه للأمة، وأن الله حرم على الناس أن يرثوا من الأنبياء شيئا من المال أو المتاع، لأنهم ما أرسلوا لجمع المال، ولا للاغتناء، ولا ليورثوا ذرّيتهم المال.
Rosul telah menggambarkan ilmu pengetahuan dan syareat yang ditinggalkan oleh para Nabi untuk umat sesudahnya bahwa ilmu pengetahuan adalah warisan yang diwariskan untuk umat. Allah mengharamkan pada manusia mewarisi harta benda dari para Nabi karena para Nabi tidak mewariskan semua hartanya dan kekayaannya dan juga para Nabi tidak mewariskan harta benda terhadap anak turunnya.
فالشريعة وتعاليم النبوة هى أعز ميراث يحيي فى النفس عقيدة التوحيد، ويربى الناشئين على الفطرة السليمة.
Maka syareat dan ajaran kenabian (aqidah tauhid) adalah warisan yang paling mulia yang hidup dalam jiwa dan mendidik para remaja kepada fitroh yang sehat/selamat.
ولذلك كان إغناء خبرات الناشئين بتعاليم الشريعة وعقيدة التوحيد، أول وظيفة وأهم مهمة تضطلع بها المدرسة فى نظر التربية الاسلامية.
Oleh karena itu, memperkaya pengalaman remaja dengan ajaran syareat dan aqidah tauhid merupakan tugas utama dan paling penting yang harus dilakukan oleh lembaga sekolah dalam pandangan pendidikan islam.
وكل  (تراث) آخر يجب أن يكون تبعا لهذا التراث الإلهى، الذى أورثه الله الذين اصطفى من عباده من الأنبياء وأتباعهم، حتى وصلتنا الشريعة المحمدية بيضاء نقية لنعمل بها ونحقق عباده وتوحيده.
Dan setiap heritage/warisan yang lain harus diikutkan dengan heritage ketuhanan, yang diwariskan Allah kepada hamba-hamba pilihan yaitu para nabi dan para pengikutnya sehingga syareat nabi Muhammad sampai kepada kita dengan bersih dan murni. Dan untuk mengamalkannya, kita dengan sejatinya melaksanakan ibadah terhadap Allah dan mentauhidkanNya
فعلوم الامم الأخرى وحضارتها : إنما نأخذ منها ما يمكننا فى الأرض ويعطينا أسباب القوة معانيها : القوة الإقتصادية، ةالقوة الإعلامية، والقوة التنظمية، لندفع عن عقيدتنا وأرضنا وديارنا ومساجدنا وأرواحنا وأعراضنا
Ilmu umat-umat yang lain dan peradabannya : akan tetapi apa yang kita dapat darinya memungkinkan kita didunia dan memberikan kita sebab-sebab kekuatan dengan segala maknanya : kekuatan perang, kekuatan ekonomi, kekuatan informatika dan kekuatan system/metode untuk menolak dari aqidah kita, bumi kita, rumah-rumah kita, masjid-masjid kita, jiwa-jiwa kita dan watak baik kita.
بهذا القصد نوسع خبرات النسء العلمية : الفيزيائية والكيميائية والفلكية والجوية والجغرافية والحسابية الرياضية وغيرها وغيرها
Dengan tujuan ini kita memperluas keahlian atau pengalaman ilmiah remaja : fisika, kimia, falak (astronomi), atmosfer (udara), geografi, hisab, matematika dan lain-lain.
لا بقصد التفاخر والتباهي والتكاثر والظهور بمظهر المتحضرين، الذين تضاعفت عندهم أعداد المتعلمين أضعافا مضاعفة فى ربع قرن من الزمن، أو انتشرت عندهم الثقافات العلمية وكثرت المخابر والكليات العلمية.
Tidak dengan tujuan membangga-banggakan, memperbanyak dan memperlihatkan dengan menampakkan peradapan sekarang yang dua kali lipat jumlah peserta didik dalam seperempat abad atau budaya ilmiah sudah tersebar bagi mereka dan banyak laboratorium-laboratorium dan akademi ilmiah.
إن الأمم لا تقاس بالعدد وإنما تكثر بالنصر وتقل بالخذلان، أى أنها تقاس بالنتائج التى تحققها فى مجالات النصر والتفوق الحربى والصناعى والمعنوى، تقاس بما غرست المدرسة فى نفوس أبنائها من الإيمان بالله والثقة بالنفس وطلب الموت فى سبيل إعلاء كلمة الله، ومن الوعي العلمي والثقافي المسلح بسلاح الإيمان. وعلوم اللغة العربية وآدابها، والتاريخ الإسلامي كل هذه المعارف والعلوم جزء من التراث الإسلامي لأنها ساعدت على فهم القرآن وحفظ الشريعة والعمل بها. لذلك يجب انتقاء ما يحقق هذا الهدف، من تلك العلوم  ، وترك الشوائب والانحرافات التى حصلت على هامش هذا التاريخ الإسلامي العتيد، فضخمها الذين يتبعون الشهوات ويريدون للمؤمنين أن يميلوا ميلا عظيما، وجعلوا يعرضون الخلافات والحروب الداخلية والأخبار الماجنة المنسوبة الى بعض الخلفاء والأمراء، وكأنها هي مقياس هذا التاريخ والأصل فيه، وغفلوا أو تغافلوا عن الهدف الأسمي الذي من أجله فتح أجدادنا الدنيا، وعن الإصلاحات الداخلية العظيمة التي قاموا بها وجعلوا معظم شواهد علوم اللغة، وتاريخها وآدابها تدور حول أمور الحياة والشهوات والمجون، وغفلوا عن شواهد القرآن وآدابه، وهو الذى حفظ الله به اللغة العربية من الضياع والانقسام والتفسخ وجمع شمل الأمة وكلمتها.
Sesungguhnya bangsa (umat-umat) itu tidak diukur dengan jumlah angka akan tetapi diukur dengan banyaknya kemenangan/pertolongan dan sedikitnya ketertinggalan/keterbelakangan, diukur dengan hasil yang dicapai dibidang keunggulan militer dan industry, diukur dengan seberapa besar lembaga sekolah menanamkan dalam jiwa anak-anak tentang keimanan kepada Allah, rasa percaya diri dan berani mati demi meninggikan kalimat Allah, dan diantara kesadaran ilmiah dan budaya yaiu yang dipersenjatai dengan  senjata iman, ilmu bahasa arab dan literaturnya serta sejarah islam. Dan segala ilmu pengetahuan ini adalah bagian dari warisan/heritage islam karena bisa membantu untuk memahami al Qur’an dan menjaga syareat dan mengamalkannya. Oleh karena itu seharusnya memilih untuk mencapai tujuan ini. Dari ilmu pengetahuan itu dan meninggalkan penyimpangan yang telah sampai pada sela-sela sejarah islam yang akan datang. Maka banyak orang-orang yang mengikuti keinginan /syahwat dan mereka menginginkan orang-orang mukmin untuk perpaling dari ajaran islam. Mereka menjadikan dan menampakkan perbedaan, perang internal dan berita-berita yang tidak valid yang ditujukan kepada kholifah dan para pemimpin, seakan-akan ini adalah ukuran sejarah dan asal mulanya. Mereka lupa dan mengabaikan tujuan luhur yang dirintis oleh nenek moyangnya didunia dan reformasi internal telah mereka lakukan dan mereka telah membuat bukti linguistic/bukti ilmu bahasa yang besar. Sejarah dan literaturnya berperan dalam sekitar masalah kehidupan, kesenangan dan pergaulan bebas, mereka lupa akan bukti al Qur’an dan tata karma al Qur’an yang berbahasa arab yang telah dijaga Allah dari kerusakan, fragmentasi, disintegrasi dan reunifikasi bangsa/umat.

Selasa, 22 Mei 2012

PENDIDIKAN DI INDIA PAKISTAN DAN TURKI


PENDIDIKAN DI INDIA PAKISTAN DAN TURKI
PENGANTAR
Penididikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menjuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardh (pemelihara) pada alam semesta ini.
Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ketengah lingkungan masyarakat.
Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini benar-benar bisa diaktualisakan dan diaplikasikan tepatnya pada zaman kejayaan Islam, yang mana itu semua adalah sebuah proses dari sekian lama kaum musliminin berkecimpung dalam naungan Ilmu-ilmu ke-Islaman yang bersumber dari Quran dan Sunnah. Hal ini dapat kita saksikan, dimana pendidikan benar-benar mampu membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang jazirah Arab, Afrika, Asia Barat hingga Eropa timur.[1] Untuk itu, adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan. Kamajuan peradaban dan kebudayaan islam pada masa ke-emasan sepanjang abad pertengahan, dimana kebudayaan dan peradaban Islam berhasil memberikan Illuminatif (pencerahan) jazirah Arab, Afrika, Asia Barat dan Eropa Timur, hal ini merupakan bukti sejarah yang takterbantahkan bahwa peradaban Islam tidak dapat lepas dari peran serta adanya sistem pendidikan yang berbasis Kurikulum Samawi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.    DEFINISI
Dalam disiplin ini pertama kali muncul adalah “pendidikan internasional” dalam perkembanganya dikenal dengan comparative education, atau perbandingan pendidikan. Dalam artian yang spesifik memperbandingkan pendidikan suatu Negara dengan pendidikan Negara lain.
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan pendidikan adalah perbandingan teori dan praktik pendidikan antar Negara dengan tinjauan terhadap faktor yang berpengaruh ataupun sejarah perkembanganya, dalam rangka pengembangan sistem pendidikan mereka.

2.    METODOLOGI
Adapun bebrapa metode yang dapat dipilih untuk studi perbandingan pendidikan adalah sebagai berikut :
a.       Metode historis
Metode ini berperan untuk menemukan fakta tentang situasi pendidikan pada waktu lampau untuk memahami pendidikan masa kini dan yang akan dating.
b.      Metode diskriptif
Metode diskriptif merupakan menguraikan, menjelaskan, dan menyampaikan kondisi obyektif tentang teori dan praktik pendidikan yang berupa sistem, kebijakan, proses, kurikulum, aliran, atau lainya yang terjadi disuatu Negara.
c.       Metode statistik
Cara peneltian dengan menggunakan data statistic yang ada guna mengungkap atau menganalisis hubungan antar vareabel penelitian tentang pendidikan diberbagai Negara.

d.      Metode filosofis
Metode ini mencoba mencermati prinsip dan konsep pendidikan yang dianut oleh suatu Negara.
e.       Metode komparatif ( perbandingan)
f.       Metode quasi-eksperimental
Metode ini bersifat empiris karena mebggunakan pengamatan terhadap vareabel kontrol dan vareabel bebas.

BAB II
MAKNA DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Makna dan tujuan pendidikan adalah dua unsur yang saling berkaitan, yang telah menarik para filosof dan pendidik sejak dahulu. Adanya perbedaan konseptualisasi dan perbedaan kedua unsur ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam memahami hakikat, peranan, dan tujuan hidup manusia di dunia, yang ternyata sangat berkaitan dengan serentetan pertanyaan mengenai hakikat ilmu pengetahuan dan Realitas Mutlak. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kita menjumpai perbedaan pendapat di kalangan filosof dan pendidik, terutama yang ada di Barat, mengenai tujuan dan kurikulum pendidikan.
Secara umum, ada dua pandangan teoritis mengenai tujuan pendidikan, masing-masing dengan tingkat keragamannya tersendiri. Pandangan teoretis yang pertama berorintasi kemasyarakatan, yaitu pandangan yang menganggap pendidikan sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik, baik untuk sistem pemerintahan demokratis, oligarkis (Sebagian kelompok masyarakat yang memegang kendali sebuah Negara) maupun monarkis. Pandangan teoretis yang kedua lebih berorientasi kepada individu, yang lebih memfokuskan diri pada kebutuhan, daya tampung dan minat pelajar.[2]
Selanjutnya, sistem pendidikan yang diterapkan di negara-negara yang ada di dunia ini berorientasi kemasyarakatan, kenegaraan. Brubacher dalam bukunya, Modern Philosophies of Education (1978) menyatakan hubungan pendidikan dengan masyarakat mencakup hubungan pendidikan dan perubahan sosial, tatanan ekonomi, politik, dan negara, karena pendidikan itu terjadi di masyarakat, dengan sumber daya masyarakat, dan untuk masyrakat, maka pendidikan dituntut untuk mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi terhadap perkembangan sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan secara simultan. Sedangakam secara mikro pendidikan senantiasa memperhitungkan individualitas atau karakteristik perbedaan antara individu peserta didik.[3]
Al-Attas, pemikir muslim kontemporer Muslim yang mendefinisikan arti pendidikan secara sistematis, menegaskan dan menjelaskan bahwa tujuan pendidikan menurut Islam bukanlah untuk menghasilkan warga negara dan pekerja yang baik. Sebaliknya, tujuan tersebut adalah untuk menciptakan manusia yang baik. Hal ini yang diuraikannya secara jelas dalam bukunya, Islam and Secularism. “ Tujuan mencari ilmu adalah untuk menanamkan kebaikan ataupun keadilan dalam diri manusia sebagai seorang manusia dan individu, bukan hanya sebagai seorang warga negara ataupun anggota masyarakat. Yang perlu ditekankan (dalam pendidikan) adalah nilai manusia sebagai manusia sejati, sebagai warga kota, sebagai warga negara dalam kerajaanya yang mikro, sebagai sesuatu yang bersifat spiritual, (dengan demikian yang ditekankan itu) bukanlah nilai manusia sebagai entitas fisik yang diukur dalam konteks pragmatis dan utilitarian berdasarkan kegunaanya bagi negara, masyarakat, dan dunia.[4]
BAB III
PEMBAHASAN


1.      Sistem Pendidikan di India
            Sistem pendidikan Hindu India kuno berpusat pada pelajaran kepercayaan agama dan sistem kasta (Zakiah Drajat, 2008: 4). Secara ketat/tegas India membagi masyarakat dengan kasta/tingkatan. Dalam kehidupan agama Hindu di India terkenal ada 4 kasta, yaitu; 1) kasta Brahmana, 2) kasta Ksatria, 3) kasta Waisya, 4) kasta Sudra (Syudra).
            Hidup di India bukan ditentukan oleh kepercayaan kepada dewa, tetapi ditentukan oleh tingkatan atau kasta tadi. Tujuan akhir hidup adalah mencapai Nirwana. Ciri-ciri pendidikan di India dalam [5] adalah :
a.       Pengajaran agama di nomor satukan.
b.      Pendidikan diselenggarakan oleh kasta Brahmana.
c.       Tujuan pendidikan; mencapai kebahagian abadi (Nirwana)

            Penyelenggaraan pendidikan berlangsung di rumah (keluarga) dan sekolah. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu astronomi, matematik, pengetahuan tentang obat-obatan, hukum, kesusasteraan, sejarah.
            Tapi jangan ditanya soal mutu pendidikan di India sekarang sudah dikatakan tinggi (berkualitas). Negara India yang berpenduduk hampir 1,2 miliar ini, telah banyak memilki perguruan tinggi yang sudah memiliki reputasi internasional, tidak kalah dengan perguruan tinggi di Australia, Inggris, maupun Amerika Serikat (AS). Beberapa bidang yang menonjol seperti kedokteran, teknologi informasi (TI), teknik dan manajemen.
            Beberapa institut di sana sudah menerapkan kurikulum dan metode proses belajar mengajar seperti halnya model Harvard. Banyak pula lulusan perguruan tinggi dari India laku keras di beberapa negara Eropa maupun AS. Perusahaan sekaliber Microsoft sendiri sudah percaya dan banyak memakai lulusan perguruan tinggi dari India. Banyak dokter bekerja di berbagai belahan dunia seperti AS dan Inggris. Begitu juga ahli teknik banyak tersebar di berbagai negara asing. Di Kota Dubai atau Singapura banyak pula dijumpai lulusan perguruan tinggi dari India, dan ada ilmuwan maupun dosen yang mengajar di berbagai negara maju .[6]
a.      Sistem Pendidikan Islam di India
           
            Salah satu perguruan tinggi Islam di India adalah Jamia Millia Islamia. Jamia Millia Islamia juga merupakan salah satu kampus terbaik yang terdapat di New Delhi, India. Jamia Millia Islamia yang merupakan kampus bermayoritas Muslim dikenal dengan kualitasnya dalam sistem pembelajaran dan penelitian serta telah menghasilkan sarjana di berbagai bidang keilmuan, khususnya yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keislaman. Walaupun mayoritas sivitas akademika di kampus ini beragama Islam, namun kampus ini tidak membedakan kasta, agama maupun ras. Jamia Millia Islamia didirikan pada tahun 1920 di New Delhi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan oleh pemerintah .[7]
            Jamia Millia Islamia mengadopsi sistem pendidikan yang sama dengan University of Delhi, yaitu sistem Eropa dan sistem Amerika. Dengan gabungan sistem ini tingkat keseriusan belajar mahasiswa sangat tinggi. Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa di Jamia Millia Islamia adalah “independent learning”. Mereka lebih banyak meluangkan waktu dengan belajar sendiri dan memperbanyak waktu membaca.
            Sistem evaluasi di Jamia Millia Islamia merupakan keseluruhan nilai mata kuliah mutlak diperoleh dari hasil ujian final mahasiswa, tanpa ada komponen kehadiran maupun tugas-tugas. Jadi tidak ada kewajiban bagi mahasiswa untuk hadir penuh dalam perkuliahan, hanya saja mahasiswa akan kesulitan untuk mengikuti ujian jika tidak mengikuti perkuliahan dengan dosen di kelas.
            Di kampus ini, metode yang dipakai adalah metode chapter. Artinya, setiap tahun ajaran mahasiswa diberikan sejumlah chapter (mata kuliah) yang akan ditempuh selama satu tahun ajaran.[8]
            Kualitas lulusan Jamia Milia Islamia University setara dengan lulusan kampus-kampus Eropa dan Amerika, terbukti dengan masuknya Jamia Milia Islamia University ke dalam 100 universitas terkemuka se-India. Hal ini disebabkan tingginya kualitas dan penekanan keilmuan dalam proses belajar mengajar terutama penguasaan bahasa asing. Pada dasarnya, fasilitas belajar mengajar yang disediakan di kedua kampus ini lengkap adanya namun dalam kondisi sederhana. Di kedua kampus ini terdapat, hostel atau asrama bagi mahasiswa, sarana olah raga, auditorium, panggung kesenian, laboratorium dan kantin .[9]
            Bicara soal gaji bagi pengajar, tak tampak gelimang glamour pada gaya hidup profesor-profesor. Kehidupan mereka jauh dari kesan mewah. Tidak seperti kebanyakan yang berlaku di Indonesia, keunggulan dan prestise seorang akademisi tidak diukur dengan indikator material, namun mengarah pada kultur akademis yang mencipta, dengan seberapa sering keilmuan dan pemikirannya yang dicurahkan dalam bentuk karya tulis masuk dalam jurnal internasional dan seberapa tinggi frekuensi mengajar di universitas lain terutama di kampus-kampus di luar negeri dan masih banyak lagi hal yang menjadi indikator bagi seorang profesor yang berkualitas yang masih bernuansa akademik. Mutu jauh lebih penting bagi India
2. Sitem Pendidikan di Pakistan
a. Sejarah Singkat Tentang Pakistan
Pakistan muncul sebagai negara Republik Islam pada tanggal 14 Agustus 1947 Negara Ini memiliki luas sekitar 796,095 Sq Kilometer. Pakistan terdiri dari empat provinsi: Punjab, North West Frontier Provinsi, Balochistan dan Sindh dan beberapa unit penyatuan yang meliputi Islamabad Modal Wilayah (ICT), Wilayah Kesukuan Federal (FATA) dan Wilayah Utara (Fana). Islamabad adalah ibukota Pakistan, yang terletak di bagian utara negara di bagian bawah dari Margalla Hills dekat Rawalpindi, adalah kota yang direncanakan dengan baik, yang dibangun di awal 1960-an. Bahasa nasional adalah Urdu. Sejumlah bahasa daerah juga berbicara di berbagai bagian negeri. Media pendidikan adalah Urdu namun bahasa Inggris terus untuk digunakan dalam pendidikan tinggi dan perguruan tinggi profesional, terutama dalam ilmiah dan teknis bidang. Bahasa Inggris digunakan secara luas untuk hukum dan lainnya resmi bisnis, komersial di negeri ini. Sekitar 97 persen dari orang Muslim.
b.      Kebijakan dan Tujuan Sistem Pendidikan di Pakistan
Sejak kemerdekaan, upaya telah dilakukan untuk mengaitkan sistem pendidikan dengan kebutuhan Semua Konferensi Pendidikan diselenggarakan pada tahun 1947 sesuai arahan pendiri Pakistan Quaid-e-Azam Muhammad Ali Jinnah. Dia menyediakan pedoman dasar untuk pengembangan masa depan pendidikan dengan menekankan interalia, bahwa sistem pendidikan harus sesuai dengan jenius rakyat kita, konsonan dengan budaya, sejarah kita dan menanamkan tertinggi rasa kehormatan, integritas, tanggung jawab, dan pelayanan tanpa pamrih bagi bangsa dan negara. Hal ini juga harus menyediakan pengetahuan teknis dan ilmiah untuk membangun kehidupan ekonomi kita. Ini diikuti oleh penunjukan berbagai komisi, yang menyampaikan laporan mereka secara berkala.
Laporan Komisi Nasional Pendidikan menikmati posisi aneh dalam sejarah reformasi pendidikan. Ada beberapa komisi dan pernyataan kebijakan sampai dengan 1973.
Pada tahun 1973 pemerintahan demokratis sipil datang dengan konstitusi 1973 yang ketentuan bahwa negara harus:
a. mempromosikan kesatuan dan ketaatan dari standar moral Islam.
b. memajukan dengan perawatan khusus dan ekonomi kepentingan pendidikan daerah tertinggal.
c. menghapus buta huruf dan wajib menyediakan pendidikan sekunder dan gratis dalam minimum.
d. membuat dan profesional pendidikan teknis tersedia secara umum dan lebih tinggi.
e. pendidikan secara merata diakses oleh semua berdasarkan prestasi.
f. memungkinkan orang-orang dari bidang yang berbeda.
g. melalui pendidikan, pelatihan, pertanian dan pengembangan industri, dan metode lain untuk berpartisipasi penuh dalam segala bentuk kegiatan nasional termasuk ketenagakerjaan dalam jasa.
h. menjamin partisipasi penuh dari perempuan dalam semua bidang kehidupan nasional.
Tujuan yang disebutkan di atas selalu diikuti dengan berbagai dokumen kebijakan yang diumumkan oleh selanjutnya pemerintah yang datang ke distrik dari waktu ke waktu. Setiap kebijakan menekankan pada universalisasi pendidikan dasar dan ilmu pendidikan kualitas pendidikan penurunan ketimpangan fasilitas pendidikan.
Dalam sistem pendidikan formal, ada beberapa tahap, yang diilustrasikan dalam diagram seperti yang dijelaskan secara singkat di bawah ini:
1. pendidikan formal
a. Pra Sekolah Dasar: Pra pendidikan dasar adalah fungsional dan dikelola di sekolah-sekolah melalui luar negeri. sekolah umum menyediakan-dasar pendidikan anak usia sebagai bagian dari proses sosialisasi. siswa yang menghadiri kelas pra-primer disebut Kachi. Kebijakan, 1998-2010 memberikan pengakuan ke kelas Kachi sebagai proxy untuk pendidikan anak usia dini
b. Sekolah Dasar: Tahapan ini terdiri dari lima kelas IV dan mendaftar anak anak usia 5-9 tahun. Sejak kemerdekaan, para pembuat kebijakan diucapkan untuk membuat pendidikan dasar gratis dan wajib.
c. Tengah Sekolah: sekolah menengah ini adalah tiga tahun lamanya dan terdiri dari kelas VI, VII dan VIII Kelompok umur 10-12 tahun
d. Sekolah Tinggi: Anak-anak sekolah menengah tinggal selama dua tahun di kelas IX dan X. dewan Menengah dan Pendidikan Menengah melakukan pemeriksaan. Sebuah sertifikat sekunder sekolah diberikan kepada kandidat yang berhasil. Pendidikan biasanya ditawarkan di sekolah tinggi. Ada jenis perdagangan ditawarkan kepada mahasiswa dan setelah penyelesaian tentu saja mereka mendapatkan pekerjaan sebagai tukang kayu, tukang batu, mekanik, tukang las, listrik, pendinginan dan perdagangan lain yang sejenis. Ada 498 institusi kejuruan dengan pendaftaran dari sekitar 88 ribu tahun 2001-2002.
e. Pendidikan Menengah Tinggi: Tahap sekunder lebih tinggi juga disebut " tahap "dan dianggap sebagai bagian dari pendidikan perguruan tinggi. Menengah Pendidikan Tinggi terdiri dari kelas XI ke XII. Selama dua tahun menginap dalam siklus pendidikan, seorang mahasiswa pada usia 16 tahun dalam tahap ini dapat memilih untuk pendidikan umum, pendidikan profesional atau pendidikan teknis. Dewan Pendidikan Menengah dan Menengah (Bise) melakukan pemeriksaan dan penghargaan Sertifikat Sekolah Menengah Tinggi Pendidikan (HSSC). Menurut 1979 Kebijakan Pendidikan, semua sekolah itu harus ke Sekolah Menengah yang lebih tinggi. Tengah bagian sekolah tinggi itu harus dikaitkan dengan sekolah dasar (menunjuk pendidikan dasar). sistem memiliki keberhasilan terbatas dan beberapa masalah yang dialami
f. Pendidikan Tinggi: Untuk mendapatkan gelar, 4 tahun pendidikan tinggi setelah 10 tahun primer dan sekolah menengah diperlukan. Siswa yang lulus tahap pertama gelar mereka diberikan sebuah gelar dalam seni atau ilmu pengetahuan, biasanya pada usia 19 tahun. Dalam rangka menyelesaikan Tentu saja gelar kehormatan di tingkat tambahan satu tahun studi adalah diperlukan. Lebih lanjut, Tentu saja dua tahun diperlukan untuk gelar Master yang telah menyelesaikan dua tahun Sebuah gelar doktor membutuhkan biasanya 3 tahun studi setelah selesai master derajat saja.
g. Profesional dan Teknis Pendidikan: Lama pendidikan pasca sekunder bervariasi di teknis dan profesional bidang. Diploma politeknik adalah program tiga tahun. Seorang sarjana dalam kedokteran (MBBS) membutuhkan 5 tahun studi setelah tahap peralihan (12 tahun sekolah). Demikian pula,'s gelar sarjana saja baik dalam dan kedokteran hewan rekayasa dari 4 tahun lamanya setelah pemeriksaan menengah.
h. Pendidikan madrasah: Berdampingan dengan sistem pendidikan modern ada juga agama sistem pendidikan, yang menyediakan pendidikan Islam. Lembaga ini memiliki sendiri manajemen sistem tanpa campur tangan baik dari pemerintah provinsi atau federal. (Khan, 2002). Upaya telah dilakukan oleh pemerintah hadir untuk membawa madrasah dalam arus utama dalam Reformasi Sektor Pendidikan. Tujuan utama dari pengarusutamaan madrasah adalah untuk memperbesar peluang kerja bagi para lulusan mereka. Pakistan. Madrasah Dewan Pendidikan dibentuk untuk mengatur kegiatan Madaris.
3.    Sistem pendidikan Turki[10]
Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang beribu kota di Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara dan memproklamirkan diri sebagai negara sekuler, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa Islamnya tetap melekat dan tak terpisahkan dari bangsa Turki. Begitu pun berdampak terhadap kemajuan pendidikan di negara tersebut.
Masuknya sistem pendidikan modern dalam kalangan kerajaan Turki Usmani bermula sejak sultan Mahmud II (1785-1839 M ), Turki mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang pendidikan. Di zaman itu, madrasah serupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang ada di kerajaan Turki Usmani. Di madrasah itu Mahmud menyadari bahwa madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntunan perkembangan zaman. Oleh karena itu Turki berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan madrasah yang ada, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran pengetahuan umum. Namun mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan memasukkan pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat sulit. Karena itu, Turki mendirikan dua sekolah pengetahuan umum yang berdiri sendiri. Terpisah dari sistem madrasah tradisional yang ada. Kedua sekolah tersebut adalah :
1.      Sekolah Pengetahuan Umum (Mekteb-Ima’rif)
2.      Sekolah sastra (Mekteb-I Ulum Edebiye)
a.        Struktur dan Jenis Pendidikan
Setelah perubahan dari Usmani ke Republik Turki banyak reformasi di bidang pendidikan telah dibuat. Seperti di Ottomans bahasa Usmani adalah sulit, abjad Arab adalah salah satu yang sangat sulit untuk belajar, dengan rasio keaksaraan sangat rendah dan pendidikan agama adalah subjek utama banyak perubahan radikal telah dibuat. Beberapa yang penting adalah sekularisasi dan perubahan abjad.
Selain dari sistem pendidikan umum, juga ada nursery school yaitu pelatihan pra-sekolah yang diselenggarakan swasta. Namun, tingkat pendidikan ini belum umum dan terbatas pada sekitar 5-10% dari anak-anak prasekolah di Turki.  Kebanyakan keluarga di kota-kota besar dan ibu-ibu bekerja memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah Nursery. Pada dasarnya anak-anak mulai usia sekitar empat tahun dan mempelajari permainan, teater, melukis, tata krama, lagu, dll
Sekolah Dasar,  yang wajib selama 8 tahun dimulai pada usia 7 umumnya tetapi, tergantung pada perkembangan fisik anak-anak juga dapat 6 tahun. Di beberapa daerah pedesaan orang tua tidak dapat mengelola secara fisik untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah karena mereka tinggal jauh dari kota-kota di pegunungan.
Sekolah menengah ini terdiri dari Sekolah Menengah Atas, yang biasanya memakan waktu 3 tahun. Di sekolah-sekolah ini, sistem satu guru kelas untuk setiap perubahan ke spesialis guru untuk setiap mata pelajaran. Siswa dapat memilih satu bahasa asing dari Inggris, Perancis atau Jerman. Pendidikan pada tingkat ini adalah gratis kecuali di sekolah swasta di mana biaya rata-rata sekitar 4.000 US Dolar per tahun. Siswa menunjukkan rasa hormat terhadap guru mereka dengan memanggil “sir” atau “guru”, atau berdiri di kelas ketika seorang guru memasuki kelas.
Universities Universitas terdiri dari perguruan tinggi dua tahun dan empat tahun, yang berasal dari sekolah pendidikan lanjutan yang semua otonom yang berafiliasi ke Dewan Pendidikan Tinggi. Terdapat  total 60 perguruan yang tidak termasuk swasta. Siswa yang masuk perguruan tinggi melalui ujian yang diselenggarakan setahun sekali. Dalam rangka untuk mendapatkan masa depan yang baik, siswa akan belajar di departemen baik di perguruan tinggi. Ini sebabnya mereka mulai belajar untuk ujian masuk sebanyak dua tahun sebelumnya, pada umumnya mengambil kursus swasta juga. Para siswa harus mendapatkan minimal 105 poin untuk memiliki kesempatan. Untuk belajar di Perguruan Tinggi tidak semua orang bisa mendapatkan tempat. Secara umum 1/3 dari para siswa dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Yang lain, jika mereka mampu melanjutkan ke perguruan tinggi swasta, mulai bekerja, tunggu satu tahun atau lebih mengikuti, pelatihan militer untuk laki-laki.
Berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya, siswa harus membayar biaya sekitar US $ 100-350 per tahun di pendidikan tinggi. Setelah empat tahun belajar mereka juga dapat terus melakukan master untuk satu atau dua tahun.  Ini juga dengan pemeriksaan dan biaya yang lebih sedikit.
b. Manajemen Pendidikan
1. Otorita  
Badan yang bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah Milli Egitim Bakanligi (Ministry of National Education) Milli Egitim Bakanligi (Departemen Pendidikan Nasional) yang dikepalai seorang menteri
2. Pendanaan
Pada tahun 2002, total pengeluaran untuk pendidikan di Turki sebesar $ 13,4 miliar, termasuk anggaran negara yang dialokasikan melalui Departemen Pendidikan Nasional dan swasta dan dana internasional. Universitas publik biasanya tidak memungut biaya mahal dengan biaya $ 15.000 per tahun, dan oleh karena itu, mayoritas siswa mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga publik. Sejak 1998, perguruan tinggi telah diberikan otonomi yang lebih besar dan didorong untuk meningkatkan dana melalui kemitraan dengan industri.


3. Kurikulum
Pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah 9 dan kelas 10 adalah:
·       Bahasa Turki
·       Turki sastra
·       Matematika
·       Fisika
·       Chemistry
·       Biologi
·       Geometry
·       Sejarah Turki
·       Geografi
·       Bahasa Inggris
·       Bahasa Asing (Jerman, Perancis, Italia, Jepang, Arab, Rusia)
·       Keamanan nasional
·       Studi kesehatan
·       Electives
·       Profesi Pelajaran (hanya di Sekolah Tinggi Kejuruan)
·       Kursus Agama (hanya dalam Anatolian Imam Hatip-SMA dan Imam-Hatip SMA)

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
            Dari ketiga model sistem pendidikan Negara tersebut diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa satu Negara berbeda pula pola sistem pendidikannya, ini bisa jadi karena dipengaruhi oleh sosiologi masyarakat, sejarah berdirinya suatu Negara, juga kebutuhan suatu Negara terhadap generasi penerus bangsanya yang sesuai dengan tuntutan jaman dan situasi Negara dan dunia yang semakin mengglobal.


SARAN
            Dari tiga model pendidikan dinegara india, turki dan pakistan tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa pendidikan seharusnya dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta, dengan sasaran pendidikan yang terjagkau bahkan gratis serta bermutu karena diselengarakan oleh pemerintah dengan dana pemerintah yang diambil dari APBN dan APBD yang bertujuan menciptakan generasi bangsa yang unggul dan berkualitas yang mampu bersaing dikancah local maupun global tanpa meninggalkan karakter suatu bangsa tersebut.
            Untuk mencapai kualitas pendidikan yang berkualitas dan unggul perlu adanya kerjasama yang baik antar stake holder pendidikan untuk menciptakan keadaan pendidikan yang kondusif dan nyaman. Tentunya untuk mencapai keadaan pendidikan yang kondusif dan nyaman dibutuhkan sarana pendidikan yang memadai, baik dari pendidik yang berkualitas dan sarana prasarana yang mendukung proses pendidikan yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Wan daud, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktek Pendidikan Islam SMNA, Bandung: MIZAN.
Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Aditia 2001.
Al-Attas, Islam and Secularism, Lahore: Suhail Academy.
http:// www.pendidikan.net/mk-hujair.pdf. akses: 03/03/2006.
http:www.bukutua_pak guru.com
http;//www.ppindia.wordpress.com
http://www.faizlaw.blogspot.com.
http://www.faizlaw.blogspot.com.


[1] http:// www.pendidikan.net/mk-hujair.pdf. akses: 03/03/2006.
[2] Wan daud, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktek Pendidikan Islam SMNA, Bandung: MIZAN, hlm.163
[3] Fasli Jalal, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Aditia 2001. hlm; 16
[4] Al-Attas, Islam and Secularism, Lahore: Suhail Academy, hlm. 148.
[5] http:www.bukutua_pak guru.com
[6] http;//www.ppindia.wordpress.com
[8] http://www.faizlaw.blogspot.com.
[9] http://www.faizlaw.blogspot.com.