- IDENTIFIKASI
Pendidikan merupakan beberapa rangkaian usaha membimbing,
mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kemampuan
belajar sehingga terjadilah perubahan didalam kehidupan pribadinya, sehingga
sebagai mahluk individual, social, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar
dimana dia hidup. Proses tesebut senantiasa berada di dalam nilai nilaiyang
melahirkan norma norma hidup.
Pada dasarnya pendidikan itu ada sejak adanya manusia itu sendiri,
karena pendidikan berlangsung seumur hidup, yaitu sejak dari buaian hingga
liang lahat. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits Nabi Muhammad SAW
yang berbunyi :
اُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ المْـَهْدِى اِلىَ الحَّـَدِى
Tuntutlah ilmu
dari buaian hingga liang lahat..
Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan
utama dalam membantu mengembangkan potensi anak-anaknya. Orang tua dikatakan
sebagai pendidik pertama, karena orang tua-lah yang pertama mendidik anaknya
sejak dilahirkan. Dikatakan sebagai pendidik utama, karena pendidikan yang
diberikan orang tua merupakan dasar dimulainya proses pendidikan yang sangat
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Orang tulah yang paling besar
tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak-anaknya.
Oleh karena itu, orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu
bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Orang tua yang mengirimkan
anaknya ke sekolah pada umumnya bertujuan agar anak mendapat pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang lebih baik. Akan tetapi, meskipun anak mempunyai
kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah tapi kemampuan untuk belajar tidaklah
sama, dikarenakan keberhasilan belajar anak di sekolah dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Salah satunya adalah faktor pendidikan dalam
keluarga (lembaga informal). Pendidikan yang diterima anak dipengaruhi oleh
sikap, pandangan, nilai-nilai dan juga latar belakang pendidikan orang tuanya.
Orang tua menjadi tokoh identifikasi (idola) bagi anak-anaknya sehingga sering
kali anak mengatakan saya ingin seperti ayah atau ibu. Hal ini menunjukkan
bahwa orang tua harus dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya. Selain hal itu,
juga menyebabkan rasa bangga dan akan menjadi semacam cita cita bahwa anak akan
belajar dengan baik sehingga nantinya bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang
lebih baik daripada orang tua mereka.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan
anak-anaknya. Mereka menginginkan pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau
setidaknya sama dengan pendidikan orang tua mereka. Cita-cita dan dorongan ini
akan mempengaruhi sikap dan perhatiannya terhadap keberhasilan anak-anaknya di
sekolah. Melalui proses pendidikan yang pernah dijalaninya orang tua yang
berpendidikan tinggi akan memiliki wacana pengetahuan, keterampilan yang luas
dan kemampuan emosi yang dapat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh anak, baik itu yang berkaitan dengan pergaulan anak ataupun
pelajaran di sekolah.
Hal itu tentunya akan berbeda sekali dengan
orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas
pengetahuan yang dimiliki, sehingga kemampuan dalam mengasuh dan juga mendidik
anak, bisa menjadi kurang baik walaupun tidak semua orang tua yang
berpendidikan rendah dapat dikatakan demikian. Sebab ada juga kemungkinan orang
tua yang berpendidikan rendah dapat juga bersifat positif terhadap pendidikan
anaknya, namun hal tersebut belumlah cukup ditunjang dengan kemampuan
pendidikan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak sehingga kurang
menunjang pula dalam meningkatkan belajar anaknya.
- ASUMSI
Berdasarkan uraian masalah diatas dapat
diasumsikan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan orang tua banyak
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan orang
tua, akan semakin tinggi pula tingkat keadaran akan pendidikan.
Dengan demikian kesadaran yang tinggi kepada
pentingnya pendidikan itu akan berdampak pada anak yang akan menginspirasikan
orang tuanya sebagai rule model, dan akan menjadi motivasi yang positif kepada
anak.
- HIPOTESIS
Dari asumsi dan uraian masalah yang dibahas
diatas dan melalui data sederhana didapat dari pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dapat ditarik hipotesis bahwa :
a. Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan orang tua terhadap minat
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam (ski) di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Desa Srikandang Kec. Bangsri Kab.
Jepara.
b. Tidak ada pengaruh yang signifikan pendidikan orang
tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam (SKI) di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Desa
Srikandang Kec. Bangsri Kab. Jepara.
Berdasarkan hipotesis yang didapat, maka
peneliti berminat untuk mengangkat
permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian secra komprehensif dan dikembangkan menjadi sebuah penelitian yang bersifat
ilmiah dalam bentuk skripsi dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.
- JUDUL
0 komentar:
Posting Komentar