Selasa, 30 Juli 2013

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL ULUM DESA SRIKANDANG KEC. BANGSRI KAB. JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

  1. IDENTIFIKASI
Pendidikan merupakan beberapa rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kemampuan belajar sehingga terjadilah perubahan didalam kehidupan pribadinya, sehingga sebagai mahluk individual, social, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana dia hidup. Proses tesebut senantiasa berada di dalam nilai nilaiyang melahirkan norma norma hidup.
Pada dasarnya pendidikan itu ada sejak adanya manusia itu sendiri, karena pendidikan berlangsung seumur hidup, yaitu sejak dari buaian hingga liang lahat. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
اُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ المْـَهْدِى اِلىَ الحَّـَدِى
Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat..
Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam membantu mengembangkan potensi anak-anaknya. Orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama, karena orang tua-lah yang pertama mendidik anaknya sejak dilahirkan. Dikatakan sebagai pendidik utama, karena pendidikan yang diberikan orang tua merupakan dasar dimulainya proses pendidikan yang sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Orang tulah yang paling besar tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak-anaknya.
Oleh karena itu, orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Orang tua yang mengirimkan anaknya ke sekolah pada umumnya bertujuan agar anak mendapat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih baik. Akan tetapi, meskipun anak mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah tapi kemampuan untuk belajar tidaklah sama, dikarenakan keberhasilan belajar anak di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah faktor pendidikan dalam keluarga (lembaga informal). Pendidikan yang diterima anak dipengaruhi oleh sikap, pandangan, nilai-nilai dan juga latar belakang pendidikan orang tuanya. Orang tua menjadi tokoh identifikasi (idola) bagi anak-anaknya sehingga sering kali anak mengatakan saya ingin seperti ayah atau ibu. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua harus dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya. Selain hal itu, juga menyebabkan rasa bangga dan akan menjadi semacam cita cita bahwa anak akan belajar dengan baik sehingga nantinya bisa mendapatkan jenjang pendidikan yang lebih baik daripada orang tua mereka.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya. Mereka menginginkan pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orang tua mereka. Cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan perhatiannya terhadap keberhasilan anak-anaknya di sekolah. Melalui proses pendidikan yang pernah dijalaninya orang tua yang berpendidikan tinggi akan memiliki wacana pengetahuan, keterampilan yang luas dan kemampuan emosi yang dapat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anak, baik itu yang berkaitan dengan pergaulan anak ataupun pelajaran di sekolah.
Hal itu tentunya akan berbeda sekali dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebab kapasitas pengetahuan yang dimiliki, sehingga kemampuan dalam mengasuh dan juga mendidik anak, bisa menjadi kurang baik walaupun tidak semua orang tua yang berpendidikan rendah dapat dikatakan demikian. Sebab ada juga kemungkinan orang tua yang berpendidikan rendah dapat juga bersifat positif terhadap pendidikan anaknya, namun hal tersebut belumlah cukup ditunjang dengan kemampuan pendidikan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak sehingga kurang menunjang pula dalam meningkatkan belajar anaknya.
  1. ASUMSI
Berdasarkan uraian masalah diatas dapat diasumsikan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan orang tua banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, akan semakin tinggi pula tingkat keadaran akan pendidikan.
Dengan demikian kesadaran yang tinggi kepada pentingnya pendidikan itu akan berdampak pada anak yang akan menginspirasikan orang tuanya sebagai rule model, dan akan menjadi motivasi yang positif kepada anak.
  1. HIPOTESIS
Dari asumsi dan uraian masalah yang dibahas diatas dan melalui data sederhana didapat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik hipotesis bahwa :
a.       Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (ski) di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Desa Srikandang Kec. Bangsri Kab. Jepara.
b.      Tidak ada pengaruh yang signifikan pendidikan orang tua terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI) di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Desa Srikandang Kec. Bangsri Kab. Jepara.
Berdasarkan hipotesis  yang didapat, maka peneliti berminat untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian secra komprehensif dan dikembangkan menjadi sebuah penelitian yang bersifat ilmiah dalam bentuk skripsi dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
  1. JUDUL

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL ULUM DESA SRIKANDANG KEC. BANGSRI KAB. JEPARA ”.

0 komentar:

Posting Komentar