Minggu, 08 April 2012

filsafat pendidikan

PENGANTAR

Sekolah atau lembaga pendidikan pada umumnya adalah sarana bagi proses pewarisan maupun transformasi pengetahuan dan nilai-nilai antar generasi. Dari sini dapat terpahami bahwa pendidikan senantiasa memiliki muatan ideologis tertentu yang antara lain terekam melalui konstruk filosofis yang mendasarinya. Kata Roem Topatimasang, sekolah memang bukanlah sesuatu yang netral atau bebas nilai. Sebab tak jarang dan seringkali demikian, pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula.
Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan.
Dari kenyataan tersebut peran penting filsafat dalam dunia pendidikan amat diperlikan, guna menyelesaikan permasalahan yang timbul sejalan perkembangan jaman yang semakin global maka permasalahan tersebat semakin komplek pula, maka dari itu filssafat diharapkan mampu menjadi sulusi cerdas dalam menyelesaikan mesalah-masalah tersebut.




DAFTAR ISI


Pengantar
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian filsafat
B.     Pengertian filsafat pendidikan
C.     Ruang lingkup bahasan filsafat dan filsafat pendidikan
D.    Hubungan filsafat dan filsafat pendidikan
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka







RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
Oleh : Amin Mahfudh Said


BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dan dinamis. Guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah masalah pendidikan.

Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabang-cabangnya merupakan landasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan, yang terus berkembang secara dinamis. Sedangkan filsafat pendidikan sesuai dengan peranannya, merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua bidang diatas harus menjadi pengetahuan dasar (basic knowledge) bagi setiap pelaksana pendidikan, apakah ia guru ataukah sarjana pendidikan. Membekali mereka dengan pengetahuan dimaksud diatas berarti memberikan dasar yang kuat bagi sosialnya profesi mereka. Dengan demikian seorang guru dan sarjana pendidikan seyogyanya mengapproach masalah pendidikan dengan masalah dengan masalah approach yang komprehensif dan integral dan bukan dengan approach yang elementer, bahkan tidak dengan approach ilmiah semata-mata.


BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian filsafat
Istilah filsafat atau falsafah mempunyai banyak pengertian. Menurut socrates, filsaeat adalah suatu cara berfikir yang radikal dan menyeluruh atau berfikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.[1] Berfilsafat adalah berfikir radikal atau berfikir sampai radik-nya (akarnya) menyeluruh dan mendasar hal yang sekecil-kecilnya pun tidak akan luput dari pengamatan kefilsafatan. Pernyataan apapun dan betapa pun sederhananya tidak diterima begitu saja oleh filsafat tanpa pengujian yang seksama.
Filsafat adalah cinta akan kebejikan.[2] Barang siapa mempelajari filsafat diharapkan dapat mengetahui adanya mutiara-mutiara yang cemerlang dan mengunakan mereka sebagai pedoman dan pegangan untuk hidup bijaksana. Menurut Harold titus, dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metodologi, dan dalam arti luas filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda bedadan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang segala sesuatu.
Filasafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.[3] Perubahan dalam suatu masyarakat. Baik, perubahan dalam adat dan kebiasaan serta sejarah biasanya dimulai dengan adanya sekelompok orang yang yakin akan suatu nilaim ideal atauyang tertarik oleh pandangan hidup yang lain.
Dengan demikian, pemikiran filosofis berbeda dengan pemikiran yang lain. Pemikiran yang bersifat filosifis stidak-nya memilikiciri-ciri yang jelas antara lain, tertuju pada upaya untuk mengadakan pemeriksaan dan penemuan.disamping itu, berfikir filosofis adalah berfikir radikal dan menggunakan kemempuan yang optimal dari akal budi manusia.[4]
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.


B.                 Pengertian filsafat pendidikan

Kata pendidikan berasal dari kata didik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Berbagai pengertian filsafat pendidikan telah dikemukakan oleh para ahli. Al-Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan . artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan factor yang integral.[5]
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya merupakan jawab dari pertanyaan-pertanyaan dalam lapangan pendidikan.[6]oleh karena itu bersifat filosofis dengan sendirinya filsafat pendidikan ini pada hakekatnya adalah penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidikan.disamping itu pengalaman pendidik dalam menuntun pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenelan dengan realita.semuanya ini dapat disampaikan kepada filsafat untuyk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri.
Filsafat pendidikan telah sewajarnya dipelajarioleh mereka yang memperdalam ilmu pendidikan dan keguruan, ada beberapa alasan untuk ini :[7]
  1. Adanya problema-problema pendidikan yang timbul dari zaman ke zamanyang menjadi perhatian ahlinya mesing-masing.
  2. Dapat diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan –pandangan yang jangkauanya melampauihal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik.
  3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik. Dengan landasan azas bahwa berfilsafat adalah berfikir logis yang runtut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan berarti memiliki kemampuan semacam ini.

C.                Ruang lingkup bahasan filsafat dan filsafat pendidikan

Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi :[8]
a. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of Education).
b. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of Man).
c. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
d. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
e. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (Ideology), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
f. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa yang menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.

D.                Hubungan filsafat dan filsafat pendidikan
Pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula.[9] Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan.
Filsafat yang dijadikan [pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek dsan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.[10]
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah,dan pedomansuatu sstem pendidikan.filsafat merupakanide-ide dan idealisme, dan pendidikan merupakan usaha dalam merealisasikanide-ide tersebut menjadi kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.[11]










BAB III
PENUTUP



Kesimpulan


filsafat pendidikan ialah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan . artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan factor yang integral atau satu kesatuan.

Ruang lingkup filsafat pendidikan Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan.

Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala tingkat. Peranan filsafat pendidikan merupakan sumber pendorong adanya pendidikan. Dalam bentunya yang terperinci kemudian filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan.




DAFTAR PUSTAKA


Barnadib. Imam. filsafat pndidikan,sistem dan metode.Disampaikan.Drs.Darsono,B.Sc. INISNU,2008.
jalaludin& Abdullah idi. filsafat pendidikan.Arrus media group.2009.
kasmadi.dkk.. Hartono, filsafat ilmu, IKIP semarang press.tt.disampaikan Dr.Sa’dullah Assa’idi M.Ag.

http://lelyedna020.wordpress.com/2009/12/19/filsafat-pendidikan-ditinjau-dari-ontologi-2/



[1] Hartono kasmadi.dkk., filsafat ilmu, IKIP semarang press.tt.hlm.11.
[2] Prof.Imam barnadib,M.A.,Ph.D. filsafat pndidikan,sistem dan metode. diktat.Drs.Darsono,B.Sc. INISNU,2008.hlm.11.
[3] Prof.Dr. jalaludin&Prof.Dr. Abdullah idi M.Ed. filsafat pendidikan.Arrus media group.2009.hlm.15.
[4] Ibid.hlm. 18-19.
[5] Ibid.hlm.19.
[6] Imam barnadib.hlm.14.
[7] Ibid. hlm.16.
[8] Prof.Dr. jalaludin&Prof.Dr. Abdullah idi M.Ed. hlm. 24-25.
[10] Prof.Dr. jalaludin&Prof.Dr. Abdullah idi M.Ed. hlm. 31.
[11] Ibid.hlm.32.

0 komentar:

Posting Komentar