Senin, 28 Mei 2012

BAKSUL KUTUB


توسيع آفاق الناشئ وزيادة خبراته بنقل التراث
Memperluas Cakrawala Para Pemuda Dan Menambah/Meningkatkan Pengalaman-Pengalaman Mereka Dengan Mentransfer Warisan
لا تكتفى المدرسة بتنمية خبراته الناشئ الناجمة عن احتكاكه بالبيئة فى المواقف التى تضطره ظروفه اليها، بل تكسبه خبرات من تجارب أجيال الإنسانية الماضية التى سبقته، منذ قرون طويلة، وحبرات من تجارب الأمم الأخرى المعاصرة.
Tidaklah cukup bagi lembaga sekolah dengan hanya meningkatkan/mengembangkan pengalaman para pemuda/remaja dengan lingkungan saja , dalam situasi di mana keadaan memaksanya untuk itu, tapi juga mendapatkan pengalaman dari generasi masa lalu umat manusia yang mendahuluinya, sejak berabad-abad, dan pengalaman kontemporer dari umat-umat masa kini yang lainnya.
وهذا ما يسميه بعض علماء التربية وظيفة (نقل التراث) ويمكن أن يسمى فى التربسة الإسلامية بـ(إحياء التراث) والوراثة فى اللغة،  وانتقال الثروة من السلف إلى الخلف، ويطلق ذلك  على الثروات الفكرية والمعانى الدينية والكتب السماوية قال سبحانه ...
Dan inilah sebagian sarjana pendidikan menamakannya dengan tugas (Transfer Warisan) dan mungkin juga mereka menamakannya dalam pendidikan islam dengan sebutan (hidupnya warisan) dalam bahasa, mentransfer kekayaan dari generasi lama kepada generasi kini (generasi sekarang), itu semua dinamakan dengan kekayaan intelektual, makna-makna keagamaan dan kitab-kitab samawi. Allah SWT berfirman :
( فخلف من بعدهم  خلفٌ ورثوا  الكتابَ) [ الأعراف : 169]
Maka setelah mereka datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi taurat….(Q.S. al A’rof : 169)
وقال تعالى ( ثم أورثنا الكتاب الذين اصطفينا من عبادنا) [ الفاطر : 32]
Allah berfirman : kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orangyang kami pilih diantara hamba-hamba kami………
والحرص على التراث الفكرى والثقافى أمر فى غاية الأهمية لأنه ينقل إلينا خبرات عظيمة، طالما انقضت أعمال الأجيال وجهودها فى تحصيلها، وهي ثمرات إبداع الأسلاف وحضارتهم ومخترعاتهم وأبحاثهم العلمية والكتشافاتهم، ولكن ضخامة هذا التراث واندثار القديم منه، وتغير كثير من الظروف والأحوال والعقيدة يجعل من المستحيل أن تحرص كل أمة على تلقين أبنائها جميع تراثهم بقضّه وقضيضه، وبما طرأ عليه من تغيرات بلغت حد التناقض، فى بعض العصور والتقلبات التاريخية، لذلك لابد من انتقاء (المدرسة) لعناصر التراث الفكرى والثقافى الذى يمكن تقديمه الى الجيل الحاضر ليكون عوناً له على وحدته النفسية وعوناً على وحدة الأمة التى يعيش فيها، وعلى التحقيق الخير لهذا المجتمع، وإبعاد الشرور والانحرافات عن أبنائه، وعن حياته وجميع مجالاته.
Kepedulian terhadap warisan intelektual dan kebudayaan adalah sesuatu yang sangat penting/ungen karenanya bisa mentransfer suatu pengalaman kepada kita yang sangat besar, selama kehidupan para generasi dan juga upayanya dalam menghasilkannya, dan warisan intelektual itu adalah buah dari kreativitas, peradaban dan penelitian ilmiah nenek moyang, akan tetapi besarnya warisan ini dan terhapusnya warisan yang lama bisa mengubah keadaan dan keyakinan, kepedulian akan pemikiran dan kebudayaan itu tidak memungkinkan terhadap setiap ummat untuk mengajarkan anak-anak mereka semua tentang warisan dengan memecahkan masalah-masalah kecil. Perubahan yang terjadi dengan tanpa disangka-sangka telah sampai pada batas kontradiksi dalam sebagian masa dan volatilitas sejarah, oleh karena itu lembaga sekolah haruslah digerakkan kepada unsur-unsur warisan intelektual dan kebudayaan yang dapat disampaikan terhadap generasi sekarang agar supaya membantu psikologis mereka dan juga membantu terhadap ummat dimana mereka hidup dan juga investasi yang baik terhadap masyarakat, dan menghapus kejahatan juga penyimpangan dari anak-anak mereka, dari kehidupannya dan juga dari segala bidang.
ولا بد لهذا (الانتقاء) من معاير ومقياس، ولا بد لهذا المقياس من هدف  بحققه وقد بينا هدف  التربية الاسلامية فى فصل سابق، وعلى ضوء هذا الهدف يمكننا أن نصنّف الأهداف التى تُبْتَغَى عند المحافظة على التراث كما يلى  :
Kriteria dan ukuran harus pada seleksi ini, dan tujuan penjelasannya haruslah sesuai dengan criteria ini. Kita telah menjelaskan tujuan pendidikan islam dalam bab terdahulu, atas dasar tujuan ini kita dapat mengklasifikasikan tujuan-tujuan yang dicari ketika menjaga dan mempertahankan warisan diantaranya sebagai berikut :
1)     يحافظ بعض الناس  على تراثهم الفكرى تعصبًا لآبائهم وأجدادهم وقد أقيم على هذا المبدأ اتجاه اجتماعي سياسي، سمي بالقومية، وهو تعصب كل قوم لما هم عليه، ولآبائهم ولحضارتهم، ولمصالحهم القومية، سواء كانوا على هدى أو فى ضلال، بل إن الهدى عند هؤلاء  هو المصلحة القومية، لذلك نجد أن ظواهر الاستعمار واستثمار خيرات الشعوب الضعيفة قد كانت  من نتائج هذا الاتجاه فى القرن التاسع عشر وأوائل القرن العشرين الميلادي، وقد نعى القرآن على هذا التعصب الأعمى للآباء فقال تعالى :
Sebagian manusia mempertahankan warisan intelektual dengan fanatic untuk bapak-bapaknya dan nenek-neneknya. Terhadap masayarakat social telah dibangun atas dasar dan prinsip ini yang dinamakan dengan nasionalisme, prinsip ini ditoleransikan terhadap setiap bangsa (umat), bapak-bapaknya, peradabannya dan kemaslahatan umat, baik mereka dapat petunjuk maupun tidak akan tetapi bagi mereka, petunjuk adalah kemaslahatan umat oleh karena itu  kita menemukan bahwa fenomena kolonialisme dan bertambahnya kebaikan bangsa-bangsa yang lemah adalah hasil dari  tren ini dalam abad ke-29  dan permulaan abad 20 M.  dan telah tertulis di al Qur’an atas kefanatikan yang buta ini atas bapak-bapak mereka. Allah berfirman :
( واذا قيل لهم اتبعوا ما انزال الله قالوا بل نتّبع ما الفينا عليه آبائنا أولو كان آباؤهم لا يعقلون شيئًا ولا يهتدون) [ البقرة :0 17]
Dan apabila dikatakan kepada merka, “ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “(tidak) kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya).” Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apapun, dan tidak mendapat petunjuk. (Q. S al Baqoroh : 170)
ويتلقف  يعض الناس ما توصلت إليه حضارة  الأقوام المتحضرة، سعيًا وراء المظاهر الحضارية البراقة،  وتحقيقا للرفاهية والتعاظم بالمال والقصور والرياش، وأملا فى تقليدهم والوصول الى ما وصلوا إليه من الغنى ةالترف وقد بيّن الإسلام ان هذا المقصد لا يستحق أن يكون هدفا لذاته، بل ربما كانت مظاهر التراف وسيلة لإغراء الكفار وزيادة تمسكهم بالدنيا وتماديهم فى الضلال وغرورهم، مما يزيد فى مسؤوليتهم وعذابهم، قال تعالى :
Sebagian manusia mengambil peradaban umat-umat masa kini dengan berjalan dibelakang fenomena peradaban yang cerah untuk mencapai kesejahteraan dan keagungan dengan harta benda, istana dan barang-barang mewah dengan harapan untuk meniru mereka yaitu kekayaan dan kemewahan yang telah sampai pada mereka. Islam telah menjelaskan bahwa tujuan ini tidak layak menjadi sasaran atau tujuan bagi dzatnya sendiri. Akan tetapi fenomena kemewahan adalah jalan /wasilah menuju kebangkitan kekufuran dan menambah keterikatan mereka terhadap dunia dan juga senang akan ketersesatan dan penipuan, menambah tanggung jawab dan menambah siksaan mereka. Allah berfirman :
( ولولا أن يكون الناس أمةً واحدة لجعلنا لِمن يكفر بالرحمن لبيوتهم سُقُفا من فضّةٍ ومَعارجَ عليها  يظهرون * ولبيوتهم أبوابا وسرُرا عليها يتّكئون * وزُخرفا وإنْ كلُّ ذلك لمّا متاع الحياة الدنيا والآخرة عند ربك للمتّقين *)
 [ الزخرف : 33 – 35]
Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah kami buatkan bagi orang-orang kafir kepada (Allah) yang maha pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki. * Dan (kami buatkan pula) pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka, dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar.(Q. S al Zuhruf : 33 – 35 )
وأما إذا كانت الغاية من الأخذ بأسباب الحضارة، الأخذ بميادئ القوة والتمكن فى الملك من أجل إقامة شعائر الإسلام  والدفاع عنه فهذا من أعظم المقاصد وأشرفها، فقال تعالى :
Akan tetapi jika tujuan diambil dengan sebab-sebab peradaban, dan pengambilan didasari dengan kekuatan penguasa demi menegakkan syiar islam dan mempertahankannya maka cara ini adalah tujuan yang paling besar dan paling mulia. Allah berfirman :
( أُذن للذين يقاتلون بأنهم ظُلموا وإن الله على نصرهم لقدير * الذين  أُخرجوا من ديارهم بغير حقّ إلا أنْ يقولوا ربُّنا الله ولولا دفع الله الناس بعضهم ببعض لهُدّمت صوامع وبيع وصلوات ومساجد  يذكر فيها اسم الله كثيرا ولينصرنَّ الله مَن ينصره إن الله لقويّ عزيز * الذين إن مكّنّاهم فى الأرض أقاموا الصلاة وآتوا الزكاة وأمروا بالمعروف ونهوا عن المنكر ولله عاقبة الأمور) [ الحج : 39 – 41]
 Diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka didzalimi. Dan sungguh, Allah maha kuasa menolong mereka itu. * (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampong halaman tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata “Tuhan kami adalah Allah” seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu Allah telah merobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang yahudi dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah, Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh Allah maha kuat, maha perkasa. *  (yaitu) orang-orang yang jika kami beri kedudukan dibumi, mereka malaksanakan salatm menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah yang mungkar; dan kepada Allah lah kembali segala urusan.
أما إحياء العقيدة فى نفوس الأجيال : فهذا هو الهدف الأسمى للتربية الإسلامية وهو عمل أسمى من أن يوصف بأنه نقل التراث، إنه صون الفطرة التى فطر الله الناس عليها، وهي الاستعداد لتوحيد الله وللتعرف على عظمته  من تأمل مخلوقاته ولتحقيق ذلك زودنا الله بهذا (الإسلام) دين الله، ليكون دليلا ينير لنا الطريق لنسلكه للوصول الى هدفنا ( عبادة الله والعمل بشريعته)
Adapun kebangkitan keimanan/aqidah dalam jiwa para generasi : ini adalah tujuan akhir dari pendidikan islam, sebuah amal/karya yang unggul yang digambarkan sebagai (pengalihan warisan). Itu adalah bentuk naluri/fitroh manusia yang telah diciptakan Allah kepadanya. Fitroh itu disiapkan utuk mentauhidkan Allah dan mengakui kebesaranNya lewat tafakkur terhadap mahlukNya. Untuk mencapai hal ini Allah memberikan kita Islam sebagai Dinullah (agama Allah) agar islam menjadi bukti dan sebagai penerang jalan agar kita bisa sampai kepada tujuan kita yaitu (Ibadah terhadap Allah dan mengamalkan dengan syareatNya)
وقد وصف الرسول العلم والشريعة التى تركها  الأنبياء لمن بعدهم بأنها هى الميراث الذى ورّثوه للأمة، وأن الله حرم على الناس أن يرثوا من الأنبياء شيئا من المال أو المتاع، لأنهم ما أرسلوا لجمع المال، ولا للاغتناء، ولا ليورثوا ذرّيتهم المال.
Rosul telah menggambarkan ilmu pengetahuan dan syareat yang ditinggalkan oleh para Nabi untuk umat sesudahnya bahwa ilmu pengetahuan adalah warisan yang diwariskan untuk umat. Allah mengharamkan pada manusia mewarisi harta benda dari para Nabi karena para Nabi tidak mewariskan semua hartanya dan kekayaannya dan juga para Nabi tidak mewariskan harta benda terhadap anak turunnya.
فالشريعة وتعاليم النبوة هى أعز ميراث يحيي فى النفس عقيدة التوحيد، ويربى الناشئين على الفطرة السليمة.
Maka syareat dan ajaran kenabian (aqidah tauhid) adalah warisan yang paling mulia yang hidup dalam jiwa dan mendidik para remaja kepada fitroh yang sehat/selamat.
ولذلك كان إغناء خبرات الناشئين بتعاليم الشريعة وعقيدة التوحيد، أول وظيفة وأهم مهمة تضطلع بها المدرسة فى نظر التربية الاسلامية.
Oleh karena itu, memperkaya pengalaman remaja dengan ajaran syareat dan aqidah tauhid merupakan tugas utama dan paling penting yang harus dilakukan oleh lembaga sekolah dalam pandangan pendidikan islam.
وكل  (تراث) آخر يجب أن يكون تبعا لهذا التراث الإلهى، الذى أورثه الله الذين اصطفى من عباده من الأنبياء وأتباعهم، حتى وصلتنا الشريعة المحمدية بيضاء نقية لنعمل بها ونحقق عباده وتوحيده.
Dan setiap heritage/warisan yang lain harus diikutkan dengan heritage ketuhanan, yang diwariskan Allah kepada hamba-hamba pilihan yaitu para nabi dan para pengikutnya sehingga syareat nabi Muhammad sampai kepada kita dengan bersih dan murni. Dan untuk mengamalkannya, kita dengan sejatinya melaksanakan ibadah terhadap Allah dan mentauhidkanNya
فعلوم الامم الأخرى وحضارتها : إنما نأخذ منها ما يمكننا فى الأرض ويعطينا أسباب القوة معانيها : القوة الإقتصادية، ةالقوة الإعلامية، والقوة التنظمية، لندفع عن عقيدتنا وأرضنا وديارنا ومساجدنا وأرواحنا وأعراضنا
Ilmu umat-umat yang lain dan peradabannya : akan tetapi apa yang kita dapat darinya memungkinkan kita didunia dan memberikan kita sebab-sebab kekuatan dengan segala maknanya : kekuatan perang, kekuatan ekonomi, kekuatan informatika dan kekuatan system/metode untuk menolak dari aqidah kita, bumi kita, rumah-rumah kita, masjid-masjid kita, jiwa-jiwa kita dan watak baik kita.
بهذا القصد نوسع خبرات النسء العلمية : الفيزيائية والكيميائية والفلكية والجوية والجغرافية والحسابية الرياضية وغيرها وغيرها
Dengan tujuan ini kita memperluas keahlian atau pengalaman ilmiah remaja : fisika, kimia, falak (astronomi), atmosfer (udara), geografi, hisab, matematika dan lain-lain.
لا بقصد التفاخر والتباهي والتكاثر والظهور بمظهر المتحضرين، الذين تضاعفت عندهم أعداد المتعلمين أضعافا مضاعفة فى ربع قرن من الزمن، أو انتشرت عندهم الثقافات العلمية وكثرت المخابر والكليات العلمية.
Tidak dengan tujuan membangga-banggakan, memperbanyak dan memperlihatkan dengan menampakkan peradapan sekarang yang dua kali lipat jumlah peserta didik dalam seperempat abad atau budaya ilmiah sudah tersebar bagi mereka dan banyak laboratorium-laboratorium dan akademi ilmiah.
إن الأمم لا تقاس بالعدد وإنما تكثر بالنصر وتقل بالخذلان، أى أنها تقاس بالنتائج التى تحققها فى مجالات النصر والتفوق الحربى والصناعى والمعنوى، تقاس بما غرست المدرسة فى نفوس أبنائها من الإيمان بالله والثقة بالنفس وطلب الموت فى سبيل إعلاء كلمة الله، ومن الوعي العلمي والثقافي المسلح بسلاح الإيمان. وعلوم اللغة العربية وآدابها، والتاريخ الإسلامي كل هذه المعارف والعلوم جزء من التراث الإسلامي لأنها ساعدت على فهم القرآن وحفظ الشريعة والعمل بها. لذلك يجب انتقاء ما يحقق هذا الهدف، من تلك العلوم  ، وترك الشوائب والانحرافات التى حصلت على هامش هذا التاريخ الإسلامي العتيد، فضخمها الذين يتبعون الشهوات ويريدون للمؤمنين أن يميلوا ميلا عظيما، وجعلوا يعرضون الخلافات والحروب الداخلية والأخبار الماجنة المنسوبة الى بعض الخلفاء والأمراء، وكأنها هي مقياس هذا التاريخ والأصل فيه، وغفلوا أو تغافلوا عن الهدف الأسمي الذي من أجله فتح أجدادنا الدنيا، وعن الإصلاحات الداخلية العظيمة التي قاموا بها وجعلوا معظم شواهد علوم اللغة، وتاريخها وآدابها تدور حول أمور الحياة والشهوات والمجون، وغفلوا عن شواهد القرآن وآدابه، وهو الذى حفظ الله به اللغة العربية من الضياع والانقسام والتفسخ وجمع شمل الأمة وكلمتها.
Sesungguhnya bangsa (umat-umat) itu tidak diukur dengan jumlah angka akan tetapi diukur dengan banyaknya kemenangan/pertolongan dan sedikitnya ketertinggalan/keterbelakangan, diukur dengan hasil yang dicapai dibidang keunggulan militer dan industry, diukur dengan seberapa besar lembaga sekolah menanamkan dalam jiwa anak-anak tentang keimanan kepada Allah, rasa percaya diri dan berani mati demi meninggikan kalimat Allah, dan diantara kesadaran ilmiah dan budaya yaiu yang dipersenjatai dengan  senjata iman, ilmu bahasa arab dan literaturnya serta sejarah islam. Dan segala ilmu pengetahuan ini adalah bagian dari warisan/heritage islam karena bisa membantu untuk memahami al Qur’an dan menjaga syareat dan mengamalkannya. Oleh karena itu seharusnya memilih untuk mencapai tujuan ini. Dari ilmu pengetahuan itu dan meninggalkan penyimpangan yang telah sampai pada sela-sela sejarah islam yang akan datang. Maka banyak orang-orang yang mengikuti keinginan /syahwat dan mereka menginginkan orang-orang mukmin untuk perpaling dari ajaran islam. Mereka menjadikan dan menampakkan perbedaan, perang internal dan berita-berita yang tidak valid yang ditujukan kepada kholifah dan para pemimpin, seakan-akan ini adalah ukuran sejarah dan asal mulanya. Mereka lupa dan mengabaikan tujuan luhur yang dirintis oleh nenek moyangnya didunia dan reformasi internal telah mereka lakukan dan mereka telah membuat bukti linguistic/bukti ilmu bahasa yang besar. Sejarah dan literaturnya berperan dalam sekitar masalah kehidupan, kesenangan dan pergaulan bebas, mereka lupa akan bukti al Qur’an dan tata karma al Qur’an yang berbahasa arab yang telah dijaga Allah dari kerusakan, fragmentasi, disintegrasi dan reunifikasi bangsa/umat.

0 komentar:

Posting Komentar