Senin, 28 Mei 2012

SARAN DAN KRITIK BAGI UMAR BIN KHOTOB


SARAN DAN KRITIK BAGI UMAR BIN KHOTOB

1.                   Saran dan kritik bagi Amirul Mu’minin Umar Bin Khotob adalah dasar hukum yang benar, dari itu dia hampir tidak menemui perbedaan. Dia mendengar pembicaraan orang dengan kerasnya sehingga dia menyendiri dan terus melamun dan berfikir. Dan Khudaifah salah satu dari sahabat Umar menemuinya, dan dia menemukan Umar dalam keadaan bersedih dan menangis. Maka Khudaifah bertanya kepadanya : (( apa yang terjadi wahai Amirul Mukminin?)), Umar pun menjawab : (( sungguh saya takut melakukan kesalahan, sehingga salah satu dari kalian tidak lagi menghormati saya)), Khudaifah berkata : ((Demi Allah, ketika kami melihat Engkau keluar dari haq/kebenaran, maka kami akan meluruskannya kembali)), maka Umar bahagia dan berkata : ((segala puji bagi Allah yang telah menjadikan sahabat-sahabat bagiku yang mau meluruskanku ketika saya melenceng dari kebenaran)).

2.                   Dan suatu hari Umar Bin Khotob naik ke mimbar untuk membicarakan masalah yang penting, maka Umar memulai hutbahnya dengan memuji Allah sambil berkata : ((dengarkanlah kalian semua maka Allah menyayangi kalian)), akan tetapi salah satu dari muslimin bangkit/berdiri dan berkata : ((Demi Allah kita tidak mendengar……… Demi Allah kita tidak mendengar………..)), maka Umar bertanya kepadanya dengan tenang : (( kenapa ya Sulaiman?)), Sulaiman menjawab : ((Engkau membeda-bedakan dirimu dengan kita tentang masalah dunia, engkau memberikan  satu pakaian terhadap kita dan Engkau sendiri dua pakaian)). Maka Kholifah melihat barisan-barisan manusia kemudian dia berkata : ((dimana Abdullah Bin Umar?)). Maka Abdullah Bin Umar Berdiri ((Saya disini ya amirul mukminin)), maka Umar berkata kepadanya : (( siapa yang mempunyai dua pakaian?)), maka Abdullah menjawab : ((saya ya amirul mukminin)) dan Umar berbicara kepada Salman dan manusia yang ada bersamanya. dan berkata : (( sesungguhnya seperti yang  kalian ketahui saya adalah lelaki yang tinggi, dan kenapa pakaian saya kecil, maka Abdullah memberikan pakaiannya kepadaku kemudian saya menyambung pakaianku)) maka Salman berkata dan dimatanya terlihat air mata bahagia : ((Alhamdulillah……dan sekarang katakanlah : kita mendengar, kita taat ya amirul mukminin).




3.                   Kalimat luhur/kalimat utama bagi Umar Bin Khotob adalah untuk kebenaran, apa bila dia menghukumi suatu hukum dan sahabatnya menentangnya dan berkata kepada Kholifah yang adil : ((seyogyanya orang lain yang menghukumi antara saya dan kamu)). Maka Umar pun tidak marah dan tidak menolak akan tetapi dia menyambut dengan bahagia karena dia akan menemukan pertolongan atas kebenaran jika kebenaran/haq bersamanya, dan mendapat petunjuk pada kebenaran jikalau berbuat salah dan orang yang menentang meninggalkannya dan memilih orang yang ingin diajak berangkat berdua dan menghukumi diantara keduanya.

4.                    Suatu hari dia bertemu dengan shohabat Abbas dan dia berkata kepadanya : ((sungguh saya telah mendengar Rosulullah sebelum meninggal, beliau ingin menambah pekarangan masjid, Rumahmu dekat dengan masjid maka berikanlah rumahmu kepada kami, maka kami akan menambahkannya dan kamu akan diberikan yang lebih luas dari pada rumah kamu tadi)) maka Abbas pada Rosul : ((jangan lakukan)), dan Umar berkata : ((jadi saya ambil dengan paksa/ saya ambil dengan kekuatan)), Abbas menjawab : ((kamu bukanlah seperti ini, datangkanlah diantara kita orang yang menghukumi dengan haq)), Amirul mukminin berkata : ((siapa yang kamu pilih)) Abbas menjawab : ((Khudaifah Bin Yamamah)), maka Umar dan Abbas pergi ketempat Khudaifah, dan mereka berdua duduk didepannya dan menceritakan apa yang menjadi perbedaan keduanya dan mereka berdua meminta Khudaifah menjadi hakimnya)).


5.                   Khudaifah berkata : saya telah mendengar bahwa Nabiullah Daud dan sebagian muridnya, mereka ingin menambah Baitil Muqoddas, dan mereka menemukan satu rumah didekat masjid dan rumah itu milik dari anak yatim, Nabi Daud dan muridnya meminta rumah anak yatim tersebut dan anak yatim tadi menolaknya. Dan nabi Daud ingin mengambil denagn paksa, maka Allah menurunkan wahyu kepada Daud : (( sesungguhnya rumah yang paling jauh dari kedholiman adalah rumahku)) maka Nabi Daud tidak lagi memintanya dan meninggalkan rumah tadi pada pemiliknya. Abbas melihat pada Umar dan berkata : (( masihkah kamu ingin mengambil paksa rumahku?)) Umar berkata : ((tidak)) Abbas berkata : ((dan dengan ini – saya memberikan rumahku kepadamu sehingga kamu menambahnya untuk masjid Rosulullah)).

6.                   Ini adalah kebesaran Umar, kebesaran orang yang mengajak pada kasih sayang bagi orang yang diberi petunjuk ketika dia melakukan kesalahan, bagi orang yang mengatakan padanya ((tidak……ya Umar …………ingatlah Allah menghidupkan/mengangkat Amirul mukminin………….dan menghormati dengan baik bagi agama yang dirajainya)).

0 komentar:

Posting Komentar