Sabtu, 07 April 2012

GURU YANG PROFESIONAL AKAN MEWUJUDKAN SISWA YANG BERKUALITAS (PERSPEKTIF ISLAM)


GURU YANG PROFESIONAL AKAN MEWUJUDKAN SISWA YANG BERKUALITAS (PERSPEKTIF ISLAM)

Guru sangat mungkin dalam menjalankan profesinya bertentangan dengan hati nuraninya, karena ia paham bagaimana harus menjalankan profesinya namun karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau komando maka cara-cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu diintervensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan profesi guru dari sebagai pendidik menjadi pemberi instruksi atau penatar.
Peran serta guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan, sekurang-kurangnya dapat dilihat dari empat dimensi yaitu guru sebagai pribadi, guru sebagai unsur keluarga, guru sebagai unsur pendidikan, dan guru sebagai unsur masyarakat. Kinerja peran guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan harus dimulai dengan dirinya sendiri. Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh keunikan karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi keguruan. Kepribadian merupakan landasan utama bagi perwujudan diri sebagai guru yang efektif baik dalam melaksanakan tugas profesionalnya di lingkungan pendidikan dan di lingkungan kehidupan lainnya. Hal ini mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai guru. Untuk itu, ia harus mengenal dirinya sendiri dan mampu mengembangkannya ke arah terwujudnya pribadi yang sehat dan paripurna (fully functioning person).[1] Guru Adalah figure manusia yang diharapkan kehediran dan peranannya dalam pendidikan, sebagai sumber yang menempatiposisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.[2] Antara murid dan guru adalah komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan, adanya guru karena adanya murid, dan sebaliknya adanya murid karena adanya guru.
KEDUDUKAN GURU DALAM PANDANGAN ISLAM
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa manusia menduduki posisi khalifah di muka bumi seperti tercermin pada Q.S. Al-Baqarah: 30, Yang artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat: Aku akan menciptakan khalifah di atas bumi”. Manusia akan mampu mempertahankan kekhalifahannya jika ia dibekali dengan potensi-potensi yang membolehkannya berbuat demikian.[3] Tujuan hidup manusia ialah memperoleh keridhaan Allah. Jika demikian, tujuan akhir pendidikan Islam ialah manusia yang diridhai Allah SWT, yaitu manusia yang menjalankan peranan idealnya sebagai hamba dan khalifah Allah secara sempurna.[4]
            Salah satu hal yang amat menarik pada ajaran islam ialah penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru. mengapa demikian? karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan , sedangkan Islam amat menghargai pengetahuan.[5]
Dalam hal ini islam mendudukan guru dalam posisi yang amat tinggi, apalagi apabila guru tersebut mempunyai kemampuan spesifikasi kdan kompetensi dalam bidang tertentu atau lazim disebut dengan guru yang professional.
Karena dengan keprofesionalan guru yang menguasai bidang studi yang diampu dalam mengajar, akan berdampak pada kualitas anak didik (murid). diera globalisasi yang sangat cangih ini, dituntut manusia yang berkualitas yang mampu bersaing dikancah nasional maupun internasional, minimal dapat bertahan dalam menghadapi kehidupan.
PERAN GURU DALAM MEMPERSIAPKAN PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI DAYA SAING
Dinamika pendidikan Islam atau yang sering disebut dengan istilah sekolah yang berlabelkan Islam, nampaknya masih menjadi kajian menarik. Pada dekade terakhir ini, sekolah yang bernafaskan Islam seringkali mendapat sorotan yang cenderung kurang menggembirakan dan membanggakan bagi semua pihak.[6] Secara kolektif, hampir rata-rata mutu sekolah Islam rendah, bahkan lulusan sekolah Islam tergolong minoritas yang bisa masuk perguruan tinggi.
Dengan demikian sangat penting prningkatan mutu pendidikan, dan peningkatan mutu pendidikan , dan peningkatan mutu pendidikan tidak akan terlepas dari peran serta guru. Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia pendidikan. Ruh pendidikan sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam ”mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas.
Namun kini banyak gelombang aksi tuntutan mengenai profesionalisme guru. Eksistensi guru menjadi bagian inheren yang tidak dapat dipisahkan dari satu kesatuan interaksi pedagogis dalam sistem pengelolaan pengajaran pendidikan (sekolah). Dalam pengamatan penulis, tuntutan tersebut sejalan dengan cita-cita yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Karena itu, sikap profesionalisme dalam dunia pendidikan (sekolah), tidak sekadar dinilai formalitas tetapi harus fungsional dan menjadi prinsip dasar yang melandasai aksi operasionalnya. Tuntutan demikian ini wajar karena dalam dunia modern, khususnya dalam rangka persaingan global, memerlukan sumber daya manusia yang bermutu dan selalu melakukan improvisasi diri secara terus menerus. Sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga pendidik atau guru merupakan cetak biru (blueprint) bagi penyelenggaran pendidikan.
Seorang guru yang baik adalah mereka yang memenuhi persyaratan kemampuan profesional baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar atau pelatih. Di sinilah letak pentingnya standar mutu profesional guru untuk menjamin proses belajar mengajar dan hasil belajar yang bermutu.[7]
Dengan keprofesionalan guru diharapkan mampu melahirkan siswa yang berkualitas tinggi, yang mempunyai daya saing dan daya tahan dalam menghadapi gelombang kehidupan di jaman global. yang menuntut mempunyai keahlian guna untuk memenuhi tuntutan jaman, yang tentunya juga memiliki iman dan akhlak yang mulia.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Cet. IV, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2009.
Maksum, Madrasah: Sejarah & Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Hery Noer Aly, MA, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.
Anwar Jasin, Pengembangan Standar Profesional Guru Dalam Rangka Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia, dalam M. Dawam Rahajo, (ed.), Keluar dari Kemelut Pendidikan Nasional; Menjawab Tantangan Kualitas Sumber Daya Manusia Abad (SDM) 21, Jakarta: PT Intermasa, 1997.




[2] Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), Hlm. 59.
[3] Maksum, Madrasah: Sejarah & Perkembangannya, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 45.
[4] Hery Noer Aly, MA, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 78.

[5] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010). Hlm. 76
[6] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Cet. IV, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 1-4.

[7] Anwar Jasin, Pengembangan Standar Profesional Guru Dalam Rangka Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia, dalam M. Dawam Rahajo, (ed.), Keluar dari Kemelut Pendidikan Nasional; Menjawab Tantangan Kualitas Sumber Daya Manusia Abad (SDM) 21, (Jakarta: PT Intermasa, 1997), hal. 25.

0 komentar:

Posting Komentar